Rabu, 02 Juli 2008

MOHON INFO PEREMPUAN & POLITIK

Perempuan dalam percaturan politik Indonesia hingga kini masih dijadikan objek dan belum jadi subjek, sehingga keterwakilan 30% perempuan di legislatif dan eksekutif masih sebatas wacana.

Ketika diberlakukannya UU Pemilu 2004 dengan menetapkan quota 30% bagi kalangan perempuan duduk di dewan hampir sebagian besar partai politik melaksanakan sebagai syarat peserta Pemilu.

Namun apa yang terjadi calon-calon perempuan untuk legislatif ditempatkan di nomor-nomor "sepatu" atau nomor urutan paling bawah. Itupun para calon perempuan asal comot tanpa melalui kreteria kemampuan dan kemauan.
Seharusnya partai mendudukan perempuan sebagai calon anggota dewan selain kader partai politik yang mapan, publik figur, juga memiliki kemampuan dan kemauan, serta diberi kesempatan dan peluang kepada mereka untuk duduk di dewan

SIAPAPUN JIKA PUNYA ARTIKEL, PADANGAN, KOLEKSI AKTIFITAS TOKOH2 SOAL PEREMPUAN DALAM POLITIK , MOHON SAYA DIKIRIMI PANDANGANNYA. SAYA SEDANG MENCOBA MENYUSUN KALIMAT PER KALIMAT SOAL KESEMPATAN YANG DIPEROLEH PEREMPUAN DALAM POLITIK.

THANKS.

BERKATA BENAR...!

Cobalah untuk berkata benar. Beberapa bulan kucoba menemukan alur kalimat itu.
Seorang yang tiba-tiba meneriakkan secangkir es ditengah kehausan,menjelma menjadi kusir dengan kuda hitam yang ringkih. Seperti apa berkata yang benar ! Roda mobil mengenai kubangan air, percikannya menimpa seorang ibu dan balita digendongannya. Si bayi tertawa - tawa, sang ibu teriak hai.. BLT itu dimana...

Kebenaran secara teoritis,bisa saja menjelma menjadi pahlawan dialogtika. Kultur logika kita bisa saja berada dalam sebuah situasi untuk tidak berkata benar... atau justru kemunafikan menjelma menjadi pahlawan dan kebenaran adalah retorika tangisan bayi...

Cobalah berkata yang benar.... Laki - Laki berperawakan tinggi besar melempar kulit jeruk yang telah dikupas. Seorang memungutnya menjadikan mainan berbentuk mobil sebagai hadiah kenaikan kelas anaknya. Kejujuran mungkin telah menemukan kebenaran

Sebenarnya apakah kita telah berkata benar ? Berjubel orang - orang sakit berebut fasilitas kesehatan. Begitu banyak genangan air mata anak - anak yang tidak hanya tidak lulus tapi eronisnya tidak bisa menebak apakah ia pandai atau tidak. Lihatlah keringan petani terbungkus kebenaran diantara petaka pupuk. Ibu - ibu memukul panci memanggil malaikat agar memberangus setan BBM.

Kebenaran... Mungkin sulit kita berkata benar, tapi paling tidak kita tidak mentokohkan kemunafikan.....

Salam Rindu....